WAWASAN KEMARITIMAN
“MARITIM SEBAGAI BINGKAI NEGARA KESATUAN RI”
SEJARAH
MARITIM DI INDONESIA
Oleh
MUH. IZHA
ASHARI
SASTRA
INGGRIS
FAKULTAS
ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS
HALUOLEO
KENDARI
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada
Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan hidayahnya saya mampu menyelesaikan
makalah ini. Makalah dengan judul “Sejarah Maritim Indonesia” ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Wawasan Kemaritiman serta sebagai tugas MID Semester
1.
Pada kesempatan ini juga saya
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman sekalian karena tidak meng-copy
makalah ini. Semoga makalah ini dapat membawa manfaat khususnya bagi saya dan
orang lain yang telah membaca makalah ini.
Saya menyadari bahwa makalah yang
saya susun ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang
bersifat membangun saya harapkan dengan tujuan agar makalah ini selanjutnya
akan lebih baik. Semoga bermanfaat.
Kendari, 09
Nopember 2016
Muh. Izha Ashari
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................
1
DAFTAR ISI
..............................................................................................................................
2
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
..................................................................................................................
3
B. Rumusan
masalah
............................................................................................................
4
C. Tujuan
..............................................................................................................................
4
BAB II : PEMBAHASAN
1. Fakta Sejarah Kemaritiman di Indonesia .................................................................................
5
2. Kerajaan Maritim
Indonesia ...................................................................................................
6
3. Kejayaan
Kerajaan Maritim Nusantara ....................................................................................
6
4. Bukti-bukti
kebasaran budaya Maritim Indonesia
................................................................... 7
5. Maritim Pada
Masa Kolonial ...................................................................................................
7
6. Maritim
Pada Era Kemerdekaan .............................................................................................
8
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan
..........................................................................................................................
9
B. SARAN
................................................................................................................................
9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................
10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan
dengan jumlah pulau terbanyak di dunia.Pulau – pulau di kepulauan Indonesia
dipisahkan oleh samudra, laut maupun selat.Namun demikian, luas wilayah lautan
lebih luas bila dibandingkan dengan wilayah daratan, oleh karena itu negara
Indonesia dikenal sebagai negara maritim. Selain disebut negara maritim ,
negara Indonesia dikenal pula sebagai negara agraris.
Penduduk di kepulauan Indonesia sangat heterogen, terdiri dari bermacam - macam
suku, ras, agama dan masyarakat.Berdasarkan kondisi geografisnya masyarakat
Indonesia dapat dibagi menjadi dua, yaitu masyarakat pesisir dan masyarakat
agraris.Masyarakat pesisir mendiami di wilayah – wilayah sekitar pantai,
sedangkan masyarakat agraris mendiami di daerah pedalaman pulau yang ada di
Indonesia.Kondisi yang demikian menjadikan masyarakat pesisir dan pedalaman
mempunyai perbedaan dalam berbagai aspek kehidupannya. Masyarakat pesisir atau dapat pula disebut masyarakat laut adalah
sekumpulan manusia yang hidup bersama dalam suatu tempat dekat daerah pantai
dengan ikatan – ikatan tertentu.Masyarakat laut umumnya mendiami daerah –
daerah di sekitar pantai yang ada di pulau – pulau di kepulauan
Indonesia.Wilayah kepulauan Indonesia sebagian besar terdiri dari wilayah
perairan yang didalamnya terdapat ribuan pulau. Atau dengan kata lain,
secara geografis Indonesia berbentuk kepulauan dengan wilayah laut lebih besar
dari pada wilayah daratan. Hal ini memungkinkan peran dari masyarakat laut atau
pesisir tidak bisa dilepaskan dari berbagai segi kehidupan di Indonesia.
Indonesia sebagai negara yang dikelilingi oleh laut hampir semua provinsinya
memiliki wilayah perairan, kondisi geografis yang demikian menjadikan Indonesia
negara maritim yang mempunyai daerah perikanan laut tak kurang dari 6,85 juta
km2 dan diperkirakan daerah tersebut memiliki kandungan produksi ikan 10 juta
ton pertahunnya. Namun sayangnya dengan potensi kelautan yang berlimpah itu
masyarakat Indonesia belum dapat memaksimalkan potensi tersebut.Hal ini
diakibatkan oleh paradikma pembangunan yang lebih memprioritaskan masyarakat
perkotaan dan pertanian di pedalaman sehingga kurang memperhatikan kehidupan
masyarakat di daerah pesisir. Sebab lain yang mengakibatkan kurang
diperhatikannya masyarakat didaerah pesisir dari segi historis karena masih
kurangnya para sejarawan yang melakukan penelitian dibidang kemaritiman.
Perhatian para sejarawan pada aspek maritim seperti perdagangan, pelayaran,
perkapalan, perikanan, perompakan, dan sebagainya masih sangat kurang
proporsinya jika dibandingkan dengan aspek-aspek lainnya seperti bidang
pertanian, industri, perhubungan politik dan sebagainya.Hal tersebut mungkin
berkaitan dengan pengalaman sebagai bangsa Indonesia yang semenjak
memproklamirkan kemerdekaannya lebih banyak di warnai dengan
persoalan-persoalan kebaratan daripada persoalan-persoalan kebaharian, inilah
yang menyebabkan bangsa Indonesia naluri kebahariaannya semakin tumpul sehingga
kurang mampu melihat apalagi bertindak untuk memanfaatkan dunia kebahariaan.
Secara geografis wilayah Indonesia merupakan kawasan kepulauan yang menempatkan
laut sebagai jembatan penghubung bukan sebagai pemisah.Dengan demikian,
penguasaan terhadap laut merupakan suatu keharusan bagi penduduk yang menghuni
pulau – pulau yang ada di Indonesia. Kondisi semacam ini, membentuk
mereka sebagai manusia yang akrab dengan kehidupan laut.Selain itu, pulau –
pulau yang ada di Indonesia letaknya sangat strategis dalam konteks perdagangan
laut internasional antara dunia barat dan dunia timur
B. Rumusan
Masalah
1.
Sejarah Kemaritiman di Negara Kesatuan Republik Indonesia
C. Tujuan
Tujuan penulisan dari makalah ini
adalah untuk mengetahui tentang asal usul masuknya kemaritiman di negara
Indonesiambahan wawasan kepada para pembaca tentang hal – hal yang berhubungan
dengan masyarakat laut dan permasalahan yang ada di dalamnya, yang nantinya
akan memberikan kontribusi terhadap penentuan kebijakan – kebijakan yang
bersangkutan dengan masalah-masalah kemaritiman.
BAB II
PEMBAHASAN
Sepertiga wilayah Indonesia
terdiri dari bentangan perairan, mulai dari laut hingga danau dan sungai.
Secara khusus laut memiliki peranan penting dalam dinamika politik dan
masyarakat Indonesia. Dari sudut pandang masa kini, laut tidak lagi dipandang
sebagai pemisah daratan atau pulau-pulau tetapi lebih sebagai pemersatu. Selain
itu, laut merupakan urat nadi penting dalam komunikasi antar tempat di
nusantara.
Dewasa ini di tengah-tengah
persaingan ekonomi bangsa-bangsa yang semakin menajam, konsep Indonesia sebagai
negara kepulauan (archipelagic state) perlu dimantapkan untuk disebarluaskan
dan diperjuangkan di tingkat internasional. Sudah tahun 1957, ketika Deklarasi
Juanda dicanangkan, gagasan itu muncul. Deklarasi ini menyatakan bahwa batas
territorial atau kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah garis
terluar dari batas pantai yang saling berhubungan dan tidak ada celahnya.
Gagasan ini merupakan jawaban terhadap pandangan Laut Bebas yang menimbulkan
anggapan perairan di seluruh dunia sebagai common property.
Pada tahun 1980-an muncul
gagasan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), yang memberikan kedaulatan kepada Negara
kepulauan untuk menggarap sumber daya maritimnya. Belitung termasuk dalam
jajaran pulau-pulau terdepan (Zuhdi 2006: 8). Kemudian, perhatian terhadap
Sejarah Maritim membawa perubahan besar dalam metodologi Historiografi
Indonesia. Sudut pandang Sejarah Indonesia bertambah dengan “sudut pandang dari
laut.” Maksudnya, dinamika kelautan menjadi bagian perubahan di Indonesia
terutama yang “berlangsung di daratan.” Dengan begitu, penulisan sejarah
Indonesia menjadi lengkap dan komprehensif. Dalam pemikiran Susanto Zuhdi
(2006), seorang Guru Besar Sejarah Indonesia di Universitas Indonesia, perspektif
Tanah Air perlu memperoleh pertimbangan dalam Historiografi Indonesia.
Penulisan Sejarah Maritim berawal dari karya A.B. Lapian (1987) yang
mengetengahkan trikotomi tipologi dalam konstelasi dan dinamika di laut,
sebagai Raja Laut, Bajak Laut dan Orang Laut.
1.
Fakta
Sejarah Kemaritiman di Indonesia
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di
Dunia. Negeri ini memiliki bentang Laut wilayah 70% dibanding dengan luas
daratan yang hanya 30%.
Indonesia
sebagai negara maritim terbesar di dunia tidak pelak lagi terbukti dengan
pengakuan dunia yang tertuang dalam UNCLOS (United Nation Convention on the Law
of the Sea) yang diratifikasi oleh negara-negara sedunia, serta melalui
Deklarasi Juanda yang mengatur hal-hal yang berkaitan kedaulatan Indonesia
sebagai sebuah negara kepulauan
adanya
temuan-temuan situs prasejarah dibeberapa belahan pulau. Penemuan situs
prasejarah di gua-gua Pulau Muna, Seram dan Arguni yang dipenuhi oleh lukisan
perahu-perahu layar, menggambarkan bahwa nenek moyang Bangsa Indonesia
amerupakan bangsa pelaut
2.
Kerajaan
Maritim Indonesia
Kepulauan
Indonesia menjadi wilayah perdagangan penting sejak abad ke-7, yaitu
ketika Kerajaan Sriwijaya di Palembang menjalin hubungan perdagangan
dan agama dengan Tiongkok dan India. Kerajaan-kerajaan hindu dan
budha telah tumbuh pada awal abad 7 Masehi, diikuti para pedagang yang
membawa agama Islam serta berbagai kekuatan Eropa yang saling
bertempur untuk memonopoli perdagangan rempah-rempah semasa era penjelajahan
samudra.
Ø Kerajaan Sriwijaya
Sriwijaya adalah suatu kerajaan Maritim yang kuat di
pulau Sumatra dan banyak memberi pengaruh di Nusantara terutama masalah
Maritim. Kekuasaan Kerajaan Sriwijaya membentang dari Sumatra, Jawa, Kalimantan,
Sulawesi hingga ke Kamboja, Thailand dan Semenanjung Malaya.
Ø Kerajaan Majapahit
Kerajaan
Majapahit adalah kerajaan terkaya dan
mempunyai jumlah perahu dan kapal terbesar di dunia. Namun juga merujuk
kitab-kitab “musuh Majapahit” misalnya Kidung Sundayana, Hikayat Banjar,
Hikayat Raja-raja Pasai, Sejarah Melayu, Hikayat Hang Tuah dan sebagainya
Ø
Kerajaaan Gowa
Kerajaan
Gowa adalah salahsatu kerajaan yang terkenal di Sulawesi Selatan .
Kerajaan Gowa menjadi kerajaan Islam berkat dakwah dari
Datuk ri Bandang dan Sulaeman dari Minangkabau, pada (1605).
Kerajaan Gowa dan Tallo akhirnya dapat menguasai
kerajaan lainnya. Dua kerajaan itu lazim disebut Kerajaan Makassar. Makassar
tumbuh menjadi pelabuhan yang ramai karena letaknya di tengah- tengah
antara Maluku, Jawa, Kalimantan, Sumatra, dan Malaka.
3.
Kejayaan Kerajaan Maritim Nusantara
Wilayah nusantara Indonesia mengalami kejayaan pada
masa kerajaan Sriwijaya, Majapahit hingga Demak, Nusantara adalah negara besar
yang disegani di kawasan Asia, maupun di seluruh dunia. Sebagai kerajaan
maritim yang kuat di Asia Tenggara, Sriwijaya (683-1030 M) telah mendasarkan
politik kerajaannya pada penguasaan alur pelayaran dan jalur perdagangan serta
menguasai wilayah-wilayah strategis yang digunakan sebagai pangkalan kekuatan
lautnya.
Ketangguhan maritim kita juga ditunjukkan oleh
Singasari di bawah pemerintahan Kertanegara pada abad ke-13. Dengan kekuatan
armada laut yang tidak ada tandingannya, pada tahun 1275 Kertanegara mengirimkan
ekspedisi bahari ke Kerajaan Melayu dan Campa untuk menjalin persahabatan agar
bersama-sama dapat menghambat gerak maju Kerajaan Mongol ke Asia Tenggara.
Puncak kejayaan maritim nusantara terjadi pada masa
Kerajaan Majapahit (1293-1478).
4.
Bukti
– bukti kebesaran Budaya Maritim Indonesia
Arkeologi maritim menemukan banyak bangkai kapal
di bawah laut negeri ini, dengan tahun pembuatan mulai dari abad 7 SM, memiliki
teknologi pembuatan yang belum ada duanya di dunia.Catatan-catatan dari para
penjelajah, geographer, atau sejarawan berbagai belahan dunia (Mesir, Yunani,
China), menggambarkan tentang penjelajahan pelaut-pelaut Nusantara, dengan
kapal, hasil bumi, dan hasil budaya tinggi, ke berbagai sudut dunia.
Penemuan artefak-artefak di berbagai belahan dunia,
termasuk beberapa tempat di negeri ini (misalnya di gua Pasemah, Sumatera
Selatan, gua Made di Jombang, Jawa Timur, lembah Mada di Sulawesi Selatan,
Batujaya di Bekasi, atau banyak lokasi lain seperti Timor, Kutai, Maluku,
Halmahera) mengindikasikan bukan hanya terjadi perlintasan antar bangsa, tapi
juga kebudayaan advance yang telah dicapai.Penyebaran bahasa yang mencakup
setengah dunia, dan mengikutsertakan lebih dari 400 juta penutur membuktikan
keberadaan bangsa-bangsa di Nusantara di atas bumi ini.
Persenjataan, alat musik, hingga ilmu
perbintangan dari berbagai kawasan, sejak dari Afrika, Timur Tengah, India,
hingga Polynesia, memperlihatkan bagaimana pengaruh kultural sudah jauh lebih
dulu sebelum bangsa asing datang ke negeri ini.
5.
Maritim
pada Masa Kolonial
Sejarah
Maritim Indonesia (Masa Kolonial Hindia Belanda)Perdagangan di Asia sudah
berawal di masa Portugis dan VOC, bahkan telah ada berabad-abad sebelumnya,
baik perdagangan melalui darat (jalan sutra) maupun melalui laut Dalam
masa modern awal itu terjadi interaksi dagang antara para penguasa dan para
penjajanya di Nusantara dan organisasi-organisasi dagang besar dari Eropa
seperti Estado da India dan East India Company EIC)
dari Inggris serta VOC dari Belanda. Banyak bangsa-bangsa yang memasuki
Indonesia seperti Portugis, Inggris dan Belanda motivasi bangsa Eropa ke
wilayah Nusantara disebabkan oleh faktor seperti Jatuhnya Konstatinopel ke
tangan Turki Ottoman yang merupakan pusat rempa-rempah dengan itu mereka
mencari sumber rempah-rempah terbaru, lali semangat 3G (Gold, Glory, Gospel),
dan perkembangan teknologi dan sistem angin seiring berjalannya waktu Belanda
berhasil berkuasa tunggal di Indonesia dengan itu VOC pun berkuasa di
nusantara.
Seiring
berjalannya waktu karena terus merugi VOC tidak sanggup membayar dividen dari
saham yang dibeli rakyat.Oleh sebab itu, dari tahun ke tahun perusahaan itu
harus berutang kepada negara untuk membayar kewajibannya.Namun tahun 1795
negara mengambil alih seluruh kekayaan VOC sebagai pelunasan utang-utang
tersebut.Tahun 1799 VOC dinyatakan failite dan bubar.Harta
kekayaan VOC yang tidak bergerak seperti benteng-benteng atau daerah-daerah
produksi rempah di Nusantara, diambil alih oleh negara. Itulah asset kerajaan
Belanda yang menjadi cikal bakal dari negara lolonial Hindia Belanda yang
berdiri sejak tahun 1817. Wilayah yang dimiliki oleh
Belanda kurang strategis karena wilayah daratannya kecil dan wilayahnya
daratnnya lebih rendah daripada laut maka merekapun bekerja keras dan menjadi
cikal bakal semangat kerja dan tuntunan hidup bagi bangsa Belanda khususnya
para Pelaut Belanda itu sendiri untuk mengembangkan jiwa bahari karena lewat
laut mereka dapat mengembangkan perekonomian negeri mereka sebagai contoh dari
semangat kerja mereka yaitu Bangsa Belanda pandai membuat Kapal-kapal Laut yang
kokoh dan kuat dalam menjelajahi perairan laut maupun samudera tidak
ketinggalan para pelautnya yang sangat tangguh di lautan.
6.
Maritim Pada Era
Kemerdekaan
Indonesia
merdeka dan berusaha memanfaatkan keuntungan geografis yang dimilikinya. Posisi
silang Indonesia yang diapit oleh samudera Pasifik dan Hindia, serta diapit
benua Asia dan Australia, membuat Indonesia memiliki Semangat negara maritim
ini dituangkan pendiri Republik Indonesia di dalam Pancasila dan UUD 1945.
Pemerintahan Soekarno pun berusaha membuat Indonesia sebagai poros
maritim.Banyak perusahaan pelayaran Indonesia pun tumbuh.Salah satunya yakni
Jakarta Lloyd yang didirikan oleh beberapa orang TNI dari angkatanlautpada 1950.
"Jadi sebenarnya konsep poros maritim itu sudah berusaha dibuat sejak zaman Presiden Soekarno," kata purnawirawan Mayor Jenderal TNI TB Hassanudin saat berbincang dengan metrotvnews.com.
Pemerintah juga berusaha menutup "lubang" di laut antar pulau dengan memperjuangkan konsep negara kepulauan dengan mengeluarkan deklarasi Juanda. Berdasarkan hukum laut yang berlaku saat itu, batas teritorial diukur dari garis pantai dan menyebabkan ada laut bebas di antara pulau-pulau Indonesia. Indonesia terus mengupayakan konsep negara kepulauan diterima negara lain dan menggunakan patokan pantai terluar sebagai titik ukur batas teritorial. Konsep ini pun disetujui dalam PBB lewat UNCLOS (Konvensi Hukum Laut PBB) 1982 yang diratifikasi dalam UU 17 tahun 1985. Akhirnya luas laut Indonesia bertambah hingga 2,5 kali. Industri maritim Indonesia pun semakin menggeliat.Beberapa perusahaan pelayaran niaga bermunculan dan semakin makmur. Selain menguasai perniagaan di laut Indonesia yang memiliki luas 5,8 juta km2, industri maritim Indonesia juga berhasil menembus pasar dunia. "Para era saya masih berlayar tahun 80an, Indonesia bisa dibilang menguasai ASEAN," kata Bobby. Kapal berbendera Indonesia pun bisa ditemui hampir di seluruh pelabuhan negara Asia Tenggara.
"Jadi sebenarnya konsep poros maritim itu sudah berusaha dibuat sejak zaman Presiden Soekarno," kata purnawirawan Mayor Jenderal TNI TB Hassanudin saat berbincang dengan metrotvnews.com.
Pemerintah juga berusaha menutup "lubang" di laut antar pulau dengan memperjuangkan konsep negara kepulauan dengan mengeluarkan deklarasi Juanda. Berdasarkan hukum laut yang berlaku saat itu, batas teritorial diukur dari garis pantai dan menyebabkan ada laut bebas di antara pulau-pulau Indonesia. Indonesia terus mengupayakan konsep negara kepulauan diterima negara lain dan menggunakan patokan pantai terluar sebagai titik ukur batas teritorial. Konsep ini pun disetujui dalam PBB lewat UNCLOS (Konvensi Hukum Laut PBB) 1982 yang diratifikasi dalam UU 17 tahun 1985. Akhirnya luas laut Indonesia bertambah hingga 2,5 kali. Industri maritim Indonesia pun semakin menggeliat.Beberapa perusahaan pelayaran niaga bermunculan dan semakin makmur. Selain menguasai perniagaan di laut Indonesia yang memiliki luas 5,8 juta km2, industri maritim Indonesia juga berhasil menembus pasar dunia. "Para era saya masih berlayar tahun 80an, Indonesia bisa dibilang menguasai ASEAN," kata Bobby. Kapal berbendera Indonesia pun bisa ditemui hampir di seluruh pelabuhan negara Asia Tenggara.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi, tidak bisa dibantahkan
lagi bahwa sesungguhnya Indonesia terlahir sebagai Negara maritim. Hal ini
terbukti dari berbagai fakta sejarah yang ada, serta bukti kejayaan nenek
moyang kita pada masa kerajaan – kerajaan, ditambah dengan peninggalan –
peninggalan sejarah yang makin menguatkan fakta tersebut. Namun keadaan maritim
Indonesia saat ini justru mengalami kemunduran yang signifikan, dikarenakan
visi maritim tida lagi jelas dan tidak
mampunya masyarakat Indonesia melihat potensi dari posisi strategis nusantara.
Oleh karena itu, sudah sepantasnya jita kembali kapada visi maritim yang
dulu seperti diterapkan nenek moyang kita, karena sejatinya Indonesia
menyandang predikat “Negara Maritim” atau negara kepulauan. Sehingga dengan mengoptimalkan
letak strategis dari Indonesia dan kekayaan sember daya bahari yang melimpah, maka bukan mustahil jika Indonesia
akan menjadi bangsa yang disegani dan diperhitunkan di dunia dalam bidang
maritim layaknya dimasa jayanya dulu.
B. Saran
Sebaiknya pemerintah bersama
pemimpin – pemimpin lainnya menciptakan persepsi kelautan yang tepat bagi bangsa Indonesia, yakni laut
sebagai tali kehidupan dan masa depan bangsa. Dengan persepsi demikian tersebut
dapat memacu kesadaran akan arti penting maritim dalam pembangunan nasional.
Beberapa fungsi laut yang
harusnya menjadi pertimbangan pemerintah dalam menetapkan kebijakan-kebijakan
berbasis maritim adalah; laut sebagai media pemersatu bangsa, media
perhubungan, media sumberdaya, media pertahanan dan keamanan sebagai negara
kepulauan serta media untuk membangun pengaruh ke seluruh dunia, yang tujuan
akhirnya tentulah penguasaan laut nasional yang dapat menegakkan harga diri
bangsa.
DAFTAR PUSTAKA
A. M Djuliati Suroyo, dkk, Sejarah
Maritim Indonesia 1 (Semarang
: Jeda, 2007) hlm. 206.
Ziendi Zetiawan, dkk. sejarah-kemaritiman-indonesia (Document.tips)
http://blogzulkiflirahman.blogspot.co.id/2012/09/makalah-wsbm.html
https://www.academia.edu/8734640/SEJARAH_KEMARITIMAN_INDONESIA
http://telusur.metrotvnews.com/read/2015/10/15/441238/riwayat-maritim-indonesia
Thank You :)
Komentar
Posting Komentar